Dr. Fatum Abubakar, S. Ag., M.Ag, Calon Rektor IAIN Ternate
Mgn-news.com, Ternate – Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor IAIN Ternate telah mengumumkan hasil verifikasi kelengkapan dokumen bakal calon Rektor IAIN Ternate dengan masa jabatan 2025-2029.
Menariknya, muncul salah satu nama perempuan yang lolos dari tujuh kandidat bakal calon, Dr. Fatum Abubakar, S. Ag., M.Ag. Pemilihan Rektor tahun ini membawa kita ke ingatan Pilkada tahun 2024 lalu, dikala seorang perempuan, Sherly Tjoanda menoreh kemenangan dengan prestasi gemilang.
Dr. Fatum Abubakar, S.AG., M.Ag lahir di Bunta 19 Desember 1977. Jejak pendidikannya melekat erat dengan nama Alkhairaat. Bagaimana tidak, sejak lulus dari SDN Toima Bunta, 1989, Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Pusat Palu, Sulteng lulus pada tahun 1992. Kemudian Ia melanjutkan SMA nya di Madrasah Aliyah Alkhairaat, Madrasah yang sama dan lulus di tahun 1995.
Di tahun 2000, ia berhasil mengambil gelar S1 di Universitas Alauddin Makassar. Ia kemudian lanjut mengambil gelar magister Hukum Keluarga Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2003. Langkah menimbah ilmu tidak terhenti, suatu kehormatan dan kebanggan berhasil ia raih di tahun 2020, dengan mengambil gelar Doctor Of Philosophy (Ph.D) di kampus yang sama dan mengambil program studi Internasional (Islamic Thought and Muslim Society) mendapatkan predikat Cumlaude saat menyelesaian studi doktoralnya empat tahun silam.
Kini memasuki ajang pemilihan, Dr. Fatum Abubakar, S.Ag., M.Ag merupakan sosok yang mewakili 30 persen hak politik perempuan dalam kontestasi pemilihan Rektor IAIN Tahun 2025.
Kiprahnya bukan hanya aktif di dunia akademik, ia merupakan Senior Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang loyal dan sangat berperan aktif mengakomodir kepentingan sahabat-sahabat dari tingkat Rayon, Komisariat, Cabang bahkan Wilayah.
Selain di PMII, darah Nahdliyin nya mengakar kuat yang membuat dirinya harus terlibat sebagai Penggerak Senior Gusdurian Maluku Utara (Malut). Langkah itu diembannya bukan untuk kepentingan individu semata, harapannya untuk kelompok Nahdliyin harus mengambil peran kontrol sosial demi menegakkan Islam sebagai Rahmatan lil alamin serta tekad bulatnya untuk menegakkan kehidupan mengakar pada 9 Nilai Utama Gus Dur di tengah masyarakat. Oleh karena itu Ia diberi amanah selaku Pembina Jaringan GUSDURian Ternate dan berkiprah di Jaringan KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) sampai saat ini.
Namanya semakin dikenal ketika gelar doktornya melahirkan banyak karya. Tercatat sembilan belas karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal terakreditasi nasional dan artikel di jurnal Internasional Scopus, dan sembilan buku, baik sebagai penulis dan editor, semua itu sebagai bukti pengabdian untuk menyumbangkan pikirannya kepada bangsa dan tanah air.
Saat dihubungi wartawan media ini, untuk mengkonfirmasi terkait hasil karyanya yang ia tuangkan melalui pendekatan ilmiah, Fatum mengatakan jika beberapa jurnal yang ia hasilkan telah masuk dalam penulis terakreditasi nasional dan memiliki reputasi internasional sudah sangat memadai sebagai penguatan sebagai Rektor jika terpilih kelak.
“Saya sudah menghasilkan karya publikasi artikel di jurnal akreditasi nasional dan reputasi internasional sudah sangat memadai, tercatat 5 scopus sudah saya hasilkan sejak 2019 sampai yang terbaru 2025 bulan Juni lalu. Dengan demikian sangat berpotensi mendapatkan gelar kehormatan Profesor dalam bidang Hukum Keluarga Islam dan jika aturan ditegakkan dan disertai kebijakan kampus terhadap penilaian kinerja (e-Kin) yang objektif maka akan segera terwujud” jelas Fatum, Jumat, (24/10/2025).
Ketika dirinya berhadap-hadapan dengan enam pria sebagai kandidat dalam pencalonan ini, Fatum terus terang membanggakan jika kehadirannya sebagai perempuan dalam ajang pencalonan merupakan bukan dirinya sendiri, melainkan untuk mewakili hak politik perempuan Maluku Utara.
Maka, atas dasar itulah dari semua prestasi dan alasan yang kuat, segala macam pertimbangan dari Kementerian Agama sangat diperlukan. Namun, perlu diketahui kalau sepak terjang perempuan untuk membangun suatu peradaban sangat besar pembuktiannya.
“Melalui penjaringan pemilihan rektor 2025 seyogyanya hak keterwakilan politik perempuan 30% menjadi sangat penting untuk pertimbangan Menteri Agama dan tidak perlu diragukan karena potensi dan kinerja perempuan sudah menjadi sesuatu keniscayaan” tandas Fatum




